Selasa, 14 November 2017

happy 4th anniversary for us



WaW ...

Kata pertama yang menjadi pembuka tulisan ini.
Mengapa ? karena kita udah sejauh ini. HAPPY ANNIVERSARY 4th ya Boo. 
Gak berasa ya boo, kita udah 4 tahun bareng-bareng. Udah gak tau berapa juta kali kita berantem, gak keitung lagi aku ngambek sama kamu. Tapi, sama kayak berantem dan ngambek yang udah gak keitung lagi, ketawa sama bahagianya juga melebihi itu semua yah.

Kamu inget ? aku pernah bilang, diawal hubungan kita kalau aku ragu bisa lama sama kamu ? yaa, melihat track record aku yang gak pernah awet sama pasangan hihihi...
Tapi ternyata aku salah boo, bareng sama kamu aku selalu ngerasa jadi orang yang spesial (ya terlepas kalo kamu lagi nyebelin dan kumat ilang-ilangannya). Dan yang pasti aku bebas jadi diri aku sendiri tanpa perna kamu larang.
Aku tahu, bohong kalau aku bilang aku gak pernah jenuh sama hubungan kita. Yaiyalah... orang nikah pun pasti pernah ngerasainnya, apalagi kita berdua yang 2 tahun belakangan ini lebih banyak jauhnya dibanding ketemu. Tapi aku yakin kok, aku siap ngabisin sisa waktu aku sama kamu.
Kamu janji sama aku, tahun kelima “kita”, kita udah berubah status . yeay! Berarti 1 tahun lagi dong. (kalo kamu pura-pura lupa, aku gentayangin kamu hihi).

Di empat tahun hubungan kita, aku Cuma mau menyampaikan ..
Makasih ya mas, mas udah mau nerima neng apa adanya.
Makasih ya mas, mas sudah memprioritaskan neng.
Dan makasih ya mas, mas sudah mau memperjuangkan neng.
Dan doa terakhir aku, semoga ‘rencana besar’ kita tahun depan diberi kemudahan dan kelancaran ya mas.
Semoga tahun depan kita udah punya tanggal baru untuk perayaan hari besar kita.
See you when I see you

With love,

Yours

Kamis, 27 April 2017

Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa



Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa ..
Mungkin aku bukan orang yang tepat untuk kamu banggakan, tapi aku selalu mencoba untuk membuat kamu bangga akan artinya aku.

Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa ..
Mungkin aku tidak selalu menjadi penyejuk dalam dahaga kamu, tapi aku selalu mencoba untuk itu.

Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa ..
Mungkin sering pula aku yang menjadi api dalam setiap sumber kemarahanmu, tapi ketahui lah aku pun tidak ingin begitu.

Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa ..
Aku besar dikehidupan yang selalu memposisikan diriku sebagai  ‘nomor dua’ , sehingga aku mencari posisi ‘nomor satu’ dari kamu. Karena itu mungkin kamu sering jengah dengan tingkah laku ku yang selalu ingin ‘didahulukan’.

Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa ..
Hari ini aku boleh jujur ? aku terkadang iri, iri dengan kehidupan mereka yang tidak pernah dijadikan ‘nomor dua’ oleh orang terdekat mereka. Karena itu, aku selalu mencari cara agar aku menjadi ‘nomor satu’ dihidup kamu, karena aku lelah. Lelah menjadi nomor sekian selama ini.

Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa ..
Bolehkah nanti, ketika kita sudah hidup bersama, aku hanya meminta jangan pernah jadikan aku diposisi kesekian seperti yang selama ini aku alami di ‘lingkungan’ku ?

Untuk laki-laki yang ku sebut dalam Doa ..
Bila kamu membaca ini, setelah ini aku minta jangan pernah tanyakan apapun tentang hal ini. Aku hanya ingin kamu memaklumi semua sikapku selama ini dan mudah-mudahan kamu mengerti.

Kamis, 15 September 2016

hallo ...



Hallo ....
Setelah lama meninggalkan blog ini, akhirnya aku rindu juga hhehe
Pertama kali buat blog itu sekitar SMA kelas 2 (postingan pertama : juni 2010) dan setelah dihitung-hitung berarti udah 6 tahun. Bukan waktu yang sebentar, blog ini udah nemenin aku dari mantan yang ini, dari gebetan yang itu, dari mantan yang itu dan dari gebetan yang itu. Dan blog ini pun yang nemenin aku menceritakan tentang laki-laki yang sama selama 3 tahun ini.
Kalau dulu, salah satu mantan terlama menghiasi cerita aku ini, membuat alasan bahwa salah satu alasan dia untuk mengakhiri hubungannya dengan aku adalah karena tulisan aku diblog (yakin karna tulisan disini, bukan karna udah nemu yang lain ? *ups) sedangkan laki-laki ku yang sekarang adalah penggemar rahasia cerita-cerita blog aku. Dulu, waktu aku masih aktif cerita disini, laki-lakiku ini protes mana cerita yang baru karena aku udah 1 minggu gak posting (what ? padahal aku gak pernah share dan cerita ke dia tentang keaktifan aku didunia blogger). Disaat itu, aku bahagia. Aku bahagia karena dia ternyata menyukai apa yang aku ceritakan dan aku pun bahagia karena dia bahagia.
Blog ini adalah saksi dari semua kesedihanku, kemarahanku dan kebahagiaan aku selama 6tahun ini. Blog ini saksi bisu dari semua hal-hal yang tidak bisa aku sampaikan secara visual.


Terkadang kita hanya butuh tempat melampiaskan sesuatu tanpa harus mendapatkan kalimat-kalimat wejangan yang terkadang terlalu mudah diucapkan oleh mereka yang tidak mengerti dan merasakan apa yang kita rasakan.
(indah)

Rabu, 14 September 2016

Selamat tanggal 14



Hari ini,
Hari ini aku termenung tentang kamu dimeja kantor.
Bukan, bukan aku sedang memiliki masalah dengan kamu.
Bukan pula aku merenung karena rindu kamu.
Tapi aku termenung, merenung bahwa ternyata kita berdua sudah sejauh ini bersama.

Aku mulai membuka ingatan lama tentang kita berdua. Ingatan bagaimana diawal hubungan ini, aku selalu dicap ‘orang ketiga’ hancurnya hubungan kamu dan masa lalu kamu. Ingatan dimana bahwa diawal hubungan ini aku tidak pernah berfikir akan ‘lama’ bersama kamu, ingatan dimana bagaimana setiap kita berselisih, aku akan meledak disaat itu juga, dengan tega meninggalkan kamu dan tidak pernah menghargai perasaan kamu, ya diawal aku hanya memikirkan perasaan aku, aku tidak perduli apakah kelakuan aku akan menyakiti kamu atau tidak. Setiap mengingat itu, aku selalu meringis dan berfikir ‘wajar aja gak pernah awet membangun hubungan sama orang’ . tapi kamu, walaupun berkali-kali aku meninggalkan kamu, kamu gak pernah ikut meninggalkan aku. Kamu hanya memberi aku ruang untuk memadamkan ‘kemarahan’ sesaat aku dan kamu selalu menunggu aku ditempat yang sama ketika aku meninggalkan kamu. Karena kamu tahu, bahwa aku akan selalu kembali kesana.

Kamu masih ingat kejadian diawal hubungan kita, hari dimana untuk pertama kalinya kita bertengkar hebat untuk permasalahan yang sangat sepele ? dan ya, aku meninggalkan kamu. Aku menyerah dengan keegoisan aku dan kamu ingat apa yang kamu perbuat ? kamu membuat situasi seolah-olah kamu pun menyerah. Dan apa yang terjadi ? setelah emosi itu reda, aku merengek menghubungi kamu dan berkata ‘kamu gak sayang aku? Gak nyariin aku?’ dan kamu hanya menjawab sambil tertawa ‘kalau aku gak sayang kamu, aku pasti nyariin kamu dan aku akan menyerahkan semua keputusannya sama kamu. Tapi karena aku sayang kamu, aku tahu bahwa kamu perlu waktu untuk menghilangkan amarah kamu dan karena aku sayang kamu, aku yakin kalau kamu akan balik lagi ke aku’. Betapa malunya aku saat itu, kamu tahu kenapa ? karena aku begitu kekanak-kanakan.

Tahun pertama hubungan kita, bagi aku adalah tahun dimana aku masih meragukan kamu. Masih terlintas fikiran apakah benar kamu sayang aku. Bego banget gak sih, disaat semua orang begitu yakin terhadap kamu, malah aku sendiri yang masih meragukan kamu. Sebenarnya, aku bukan meragukan kamu, tapi aku meragukan diri aku sendiri. Apakah benar yang aku jalani ini benar.

Tapi semakin lama dijalani, aku semakin tahu bahwa kamu rela sesusah apapun hanya demi membuat aku tersenyum. Aku jadi ingat, entah tepatnya kapan aku lupa. Suasana hatiku sedang buruk dan demi mengembalikan mood aku, kamu rela ‘membobol’ tabungan kamu untuk membeli tiket bioskop. Padahal aku tahu, kamu sedang menabung untuk membeli sesuatu yang kamu inginkan, tapi kamu membobol tabungan itu dan kamu bilang ‘aku nanti aja nabungnya, sekarang kita nonton yuk. Katanya film itu bagus lho, lucu. Biar muka kamu yang cantik itu makin cantik lagi kalau senyum. Gak usah cemberut-cemberut gitu’ . mungkin bagi orang hal itu sepele, tapi bagi aku itu membuktikan bahwa kamu selalu menjadikan aku hal yang terpenting dihidup kamu, selain keluarga kamu tentunya. 

Kamu ingat ? kejadian apa aja yang pernah kita lalui bareng ?
Tahun pertama dan diawal tahun kedua, dari 7hari 24jam, kita hampir setiap hari ketemu dan setiap harinya lebih dari 8jam bersama. Mulai dari kuliah bareng, buat tugas, bahkan sampai bimbingan skripsi bersama. Sampai orang-orang berkata ‘jodoh amat kalian, kuliah bareng eh sekarang pembimbing skripsi pun sama’. Semua kita laluin bersama, mulai dari bimbingan-seminar proposal-revisi-ujian komprehensif-yudisium dan wisuda kita sama-sama.
 
Tepat dihari wisuda kita, kamu memberikan aku hadiah yang sampai sekarang belum ada gantinya yang ngebuat aku kehabisan kata-kata.
Yap, kamu memberikan aku cincin. No, itu bukan cincin ‘pengikat’ seperti orang-orang sering bicarakan. Kamu tidak pernah menjanjikan aku apapun hal yang indah, bersamaan dengan cincin itu kamu hanya bilang, ‘mulai sekarang, aku mau hubungan yang gak lagi main-main lagi sama kamu’. Terdengar naif membicarakan hal yang serius tanpa persiapan yang matang. 

Dan september tahun lalu, semua ritme hubungan kita berubah. Kamu diterima kerja dan kita harus berpisah. Aku ragu, kamu ragu tapi kita tidak saling berbicara. Aku ragu dengan hubungan yang berjudul ‘jarak jauh’ dan aku belum pernah. Kamu ragu, pertama kamu pernah gagal dengan hubungan itu dan kamu takut aku akan menyerah. Sampai di hari kita harus berpisah, tidak pernah ada ucapan yang terucap. Kita saling membisu, kita sibuk dengan fikiran masing-masing. Dan detik-detik sebelum perpisahan itu, akhirnya kamu membuka suara ‘tunggu aku ya sayang’ kalimat yang singkat, tapi aku tahu itu kalimat yang terlontar dari hati dan semua keraguan itu hilang dan aku mantap berkata 'iya aku tunggu kamu'.

Diawal ritme hubungan yang menyebalkan ini adalah neraka bagi kita berdua. Komunikasi hanya terbatas dengan tulisan dan suara, perbedaan lingkungan yang baru, kegiatan kita berdua yang berubah. Aku kerja dan kamu pun kerja disana dan bertemu dengan orang baru. pertengkaran kecil silih berganti, kekecewaan kecil mulai hadir dan keraguan itu kembali muncul, Sampai dititik aku menyerah dan benar-benar menyerah dengan hubungan ini. Kamu, kamu hanya melontarkan kalimat ‘aku gak bisa maksa kamu percaya dengan aku dan aku pun gak bisa memaksa kamu untuk menunggu aku. Sekarang terserah kamu, tapi perlu kamu tahu, aku berharap kamu bisa menunggu aku’ dan aku, aku hanya bisa menangis dan menyesali perkataan aku, karena diawal aku udah membuat keputusan untuk ‘ya aku tunggu’ tapi aku hampir menyerah dengan jarak yang menyebalkan ini.

Setelah mulai ‘berdamai’ dengan jarak, hubungan kita kembali seperti semula, hubungan yang dipenuhi dengan pembicaraan-pembicaraan bodoh gak penting. Ternyata jarak juga memiliki hikmah, kita lebih menghargai semua waktu yang kita punya untuk dinikmati semaksimal mungkin, bahkan selalu terucap kalimat ‘kalau mau ngambek, nanti tunggu LDR aja. Sekarang kita seneng-seneng aja. Ketemu udah jarang, jangan diisi dengan berantem’. Dan kamu tau, gak kerasa kita udah menjalani hubungan berjarak ini satu tahun. Iya, kamu gak salah baca. Satu tahun, tepat bulan september 2015. Untuk sekarang, pertengkaran akibat jarak sudah jarang terjadi, Cuma yang masih adalah ketika rindu tidak terbendung lagi tapi gak bisa bertemu dan satu-satunya cara adalah mengeluarkan ‘sifat manja’ kepasangan dan pasangan tersebut malah sibuk dengan hal yang lain. Kita berdua lucu ya, gak pernah berhenti berantem Cuma karena pegen manja-manjaan tapi si pasangan gak peka.

Satu hal yang aku takutin, aku takut kalau aku bukan lagi jadi alasan kamu untuk pulang dan satu hal yang kamu takutin, bahwa nanti akan ada yang menghapus air mata aku selain kamu. Tapi ketakutan itu gak perlu kita risaukan ya, kita jalanin aja ya sayang, biarkan ketakutan itu akhirnya nyerah sendiri dan kabur dari kita. Yuk, kita semangat ya sayang.

Selamat tanggal 14 ya sayang, selamat 34 bulan dan selamat 1 tahun LDR-an.
Semoga, ‘semoga’nya kita berdua segera ‘disegerakan’ sama Tuhan ya.
Ini dari aku,
Aku yang masih suka nyebelin kamu, aku yang masih suka buat kamu sebel, aku yang masih suka bersifat gak semestinya, dan ini aku yang sampai sekarang masih nunggu kamu.

Selamat tanggal 14 sayang,
Ini untuk kamu,
Kamu yang masih sumber ketawa aku, kamu yang masih sumber tangis aku, kamu yang masih suka buat aku bete dan ini untuk kamu yang lagi berjuang disana untuk menciptakan ‘rumah’ untuk kita berdua.

With Love,

Yours

Minggu, 24 April 2016

Karena sekarang diam adalah solusi terbaik.
Diam menjadi hal yang paling benat.
Saya lelah kalau selalu saya yang mencari tanpa saya pernah dicari

Sabtu, 27 Februari 2016

Teruntukmu...

Aku tahu sudah berapa banyak waktu, tenaga fikiran bahlan materi yang harus kamu korban.
Aku tahu sudah berapa banyak doa yg kamu panjatkan demi ini.
Aku juga tahu berapa banyak perjuangan kamu.

Aku bersyukur, aku menemani kamu dari semua prosesnya.
Aku bahagia karena aku turut merasakan perjuangan kamu.
Aku juga sedih, ketika pertama kali mendengar bagaimana kamu untuk pertama kalinya harus hidup sendirian. Menyiapkan semua.
Beragam macam fikiran muncul,
Kamu makan apa,
Siapa yg mencuci pakaian kamu,
Aku takut, karena aku tahu kamu mudah terserang sakit. Siapa yang akan merawat kamu kalau kamu sakit.
Tapi sekarang aku tenang, kamu sudah bisa. Teruskan perjuangan kamu, tunggu aku berapa tahun lagi ya.

Aku selalu bangga terhadap kamu, apapun yang kamu lakukan.
Aku selalu mendukung kamu, walaupun itu berarti aku harus jauh dari kamu.
Aku selalu bahagia, karena aku memiliki calon pemimpin seperti kamu.

Selamat bekerja sayang, perjuangan untuk mendapatkan gelar 'pegawai tetap' sudah ditangan.
Sekarang kamu hanya perlu melakukan yang bisa kamu lakukan, jangan lupa bahwa aku selalu menunggu kamu pulang.
Jangan lupa bahwa aku selalu mencintai kamu.

Sabtu, 20 Februari 2016

Cuma diwaktu malam kita bisa bertukar cerita tanpa hambatan. Cuma diwaktu malam kita bisa  intens berkomunikasi dan cuma diwaktu weekend kita bisa lebih malam tertidur untuk saling menceritakan hari. Tapi diwaktu malam kamu memilih sibuk bercerita bersama teman kamu yg bahkan setiap hari bisa bertemu.
Ini yang aku takutkan, kamu lebih memilih lingkungan baru kamu. Anggap aku egois, anggap aku tidak mengerti kamu.
Kamu lebih berpengalaman, harusnya kamu lebih tau dan lebih mengerti.